Minggu, 23 Februari 2014

Tekad Perbaikan Peringkat




Oleh Rosadi Jamani

Selalu terpuruk. Itulah kesan yang disematkan pada kontingen Kalbar ketika mengikuti MTQ Nasional. Memang demikian faktanya. Apakah harus dibiarkan?

Dulu, ada nama Hj Nurbaini Ramli, Hj Nursiah Ismail, Hj Rahmawati, merupakan qoriah terbaik Kalbar yang berjaya di tingkat nasional dan internasional. Dulu juga, Kalbar sangat diperhitungkan. Sayang, itu hanya sejarah dan sebuah cerita. Belakangan, pamor Kalbar di tingkat MTQ Nasional sangat miris. Tiga MTQ sebelumnya di Banten, Bengkulu, dan Maluku, Negeri Khatulistiwa berada di papan bawah. Sangat mengecewakan. Tidak ada lagi juara. Kalau sudah tidak ada juara, penyebab utamanya pasti minim pembinaan. Itu memang hukum alamnya.

Saat ini Lembaga Pembinaan Tilawatil Quran (LPTQ) Kalbar baru saja ganti pengurus. Pengurus lama dikomandani H Syakirman. Pengurus baru sekarang adalah M Zeet Hamdy Assovie. Beliau merupakan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Kalbar. Seluruh pengurusnya wajah baru. Karena baru, semangat dan tekadnya juga baru. Penuh ambisi, mimpi, dan dedikasi.

“Harus ada perbaikan peringkat,” tekad Ketua LPTQ Kalbar, M Zeet Hamdy Assovie saat rapat perdana pengurus. Tekad tersebut dinilai tidak berlebihan. Sebab, Kalbar pernah melahirkan juara nasional. Potensi besar. Cuma bagaimana mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum berlomba di tingkat nasional.

Konsep sederhana sang komandan baru itu adalah terlebih dahulu mendirikan Alquran Center (AC). Impiannya, di AC itulah nanti qori, qariah, hafiz, hafizah, juara syarhil, juara khat, juara fahmil dibina intensif.  Tak cukup pelatih lokal, akan mendatangkan pelatih nasional. Seluruh fasilitas akan disiapkan. Mereka akan digembleng dalam waktu lama. LPTQ kabupaten/kota diharapkan ikut membantu.

Ide cemerlang tersebut mendapat sambutan luar biasa dari pengurus lain. Memang ada harus demikian untuk menjadi juara. Ada tempat khusus untuk pembinaan. “Kalau kita perhatikan, provinsi yang banyak meraih juara, karena mereka intensif melakukan pembinaan. Bukan satu dua bulan menjelang MTQ baru ada pembinaan, melainkan bertahun-tahun. Kalau mereka juara itu sangat wajar,” kata Mus Mulyadi salah satu pengurus LPTQ Kalbar.

Untuk melahirkan seorang juara nasional, tidak bisa instant. Selalu ada proses yang memakan waktu panjang. Kalau ingin memperbaiki peringkat, dari nomor bawah ke papan tengah, caranya hanya satu. Lakukan pembinaan secara intensif, sistematis, dan terprogram. Kemudian, didukung fasilitas standar dengan pelatih andal. Namun, itu semua tentulah harus didukung dana.

“Soal biaya tidak ada masalah,” tegas M. Zeet. Nah, kalau “Pakwe” sudah ngomong demikian, dana yang selalu dikeluhkan, bukan lagi persoalan. Saya percaya akan hal itu. Sebagai orang nomor satu di jajaran birokrasi Pemprov Kalbar, tentu M Zeet memiliki kemampuan untuk menyiapkan dana. Kalau dana tidak ada masalah, sekarang tinggal action.


M Zeet yang juga Ketua PW Nahdlatul Ulama (NU) Kalbar itu ditanya soal mepetnya waktu persiapan menghadapi MTQ Batam. Kalau menunggu dibangun AC, jelas tidak memungkinkan. Hanya ada dua pilihan, para juara MTQ di Bengkayang 27 April nanti, langsung dibina. Pilihan pertama, para juara MTQ Kalbar itu dititipkan pembinaannya di Jawa. Atau, pilihan kedua, pelatih nasional yang didatangkan. M Zeet memilih mendatangkan pelatih nasional. Lokasi pembinaan, kemungkinan besar Asrama Haji. Mereka dibina dan dilatih siang malam menjelang berangkat ke Batam. Apakah itu maksimal? Jelas tidak maksimal. Namun, itulah upaya maksimal yang dilakukan nanti oleh LPTQ Kalbar yang baru dibentuk.

“Kira-kira demikian upaya yang akan kita lakukan. Pastilah tidak maksimal dengan sisa waktu sedikit. Kecuali untuk MTQ berikutnya, kita akan lakukan secara maksimal, terprogram, sistematis. Walau demikian, kita bertekad untuk memperbaiki peringkat di Batam nanti,” tekad mantan Sekda Singkawang ini.

Untuk sementara, tekad pengurus LPTQ Kalbar yang di-SK-an oleh Gubernur Drs Cornelis MH sangat tinggi. Walau belum dilantik, mereka sudah dihadapkan dua agenda besar, yakni menyukseskan MTQ Bengkayang dan persiapan MTQ Batam. Di tengah keterbatasan pengalaman maupun fasilitas, LPTQ Kalbar bertekad untuk memberikan yang terbaik. Bagaimanapun, ajang MTQ bisa menjadi ajang untuk mempromosikan nama Kalbar di tingkat nasional maupun internasional. Sekarang, tekad sudah diucapkan, tinggal menunggu realisasinya. Semoga impian untuk memperbaiki peringkat bisa diwujudkan.




Sekilas Sejarah MTQ



Musabaqah Tilawatil Quran
MTQ telah ada di Indonesia sejak tahun 1940-an sejak berdirinya Jami'iyyatul Qurro wal Huffadz yang didirikan oleh Nahdlatul Ulama, ormas terbesar di Indonesia.
Sejak tahun 1968, saat menteri agama dijabat K.H. Muhammad Dahlan (salah seorang ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) MTQ dilembagakan secara nasional. MTQ pertama diselenggarakan di Makassar pada bulan Ramadan tahun 1968. Kala itu hanya melombagakan tilawah dewasa saja dan melahirkan Qari Ahmad Syahid dari jawa Barat dan Muhammadong dari Sulawesi Selatan. MTQ kedua diselenggarakan di Banjarmasin tahun 1969. Tahun 1970 MTQ ketiga diselenggarakan di Jakarta dengan acara yang sangat meriah.
MTQ kini sudah berlangsung 23 kali. Banten akan menjadi tuan rumah MTQ Nasional ke 24. Kini, tidfak hanya lagu yang dilombagakan, juga termasuk cerdfas cermat, pidato, kaligrafi, dan lain sebagainya.
MTQ juga diselenggarakan antar dan di dalam instansi tertentu. MTQ Wartawan diselenggarakan secara rutin tiga tahun sekali dan akan memasuki MTQ kelima tahun 2008 nanti. MTQ Pertamina terhenti sejak tahun 1980. MTQ Telkom dengan nama MAN (Musabawah Al-Quran Nasional) tahun 2008 ini akan dilangsungkan di banda Aceh seagai MAN ke delapan.
Lagu-lagu tilawah antara lain Bayati, Syika, Nahwand, Rost, Jiharka, dan lain sebagainya.
Qari-qari terkenal asal Indonesia antara lain: K.H. Aziz Muslim, K.H. Bashori Alwi, Hj. Rofiqoh darto Wahab, Hj. Nursiah Ismail, Hj. Aminah, Hj. Maria Ulfah, Muammar ZA, Muhammadong, Muhammad Ali, H. Wan Muhammad Ridwan Al-Jufrie' dan lain sebagainya.
Daftar MTQ
Berikut daftar Qari (Pembaca Al Quran Pria Terbaik) dan Qariah (Pembaca Al Quran Wanita Terbaik) dari MTQ tingkat Nasional [1]
No
Tahun
Tempat
Qari
Qariah
Juara Umum
1
1968
Makassar
H. Abdul Syahdi (Jawa Barat)
Mawiyah Rafe'l (Sumatera Selatan)
-
2
1969
Bandung
Abdul Hakim Muslim (Jawa Tengah)

-
3
1970
Banjarmasin
Salafuddin (Jawa Tengah)
Wahdah Muhsin
-
4
1971
Medan
Hasan Basri (Sumatera Utara)
Darmawati Tahir (Sulawesi Selatan)
-
5
1972
Jakarta
M. Harun S. Roni (Sumatera Selatan)
Wahdah Arsyad (Kalimantan Selatan)
Jakarta
6
1973
Mataram
H. Rahmat Lubis (Sumatera Utara)
Nurbaini Ramli (Kalimantan Barat)
Sumatera Utara
7
1974
Surabaya
H. Shalahuddin Gazali (Jawa Timur)
Nursiah Ismail (Kalimantan Barat)
Jawa Timur
8
1975
Palembang
Nasrullah Djamaludin (Jakarta)
H. Darmawati (Jakarta)
Sumatera Selatan
9
1976
Samarinda
M. Ali Yusni (Kalimantan Timur)
H. Nursiah Ismail (Kalimantan Barat)
Kalimantan Timur
10
1977
Manado
H. Hasanuddin Hasyim (Aceh)
Qusthaniah (Kalimantan Timur)
Jawa Barat
11
1979
Semarang
Nanang Qosim ZA (Sulawesi Utara)
Alfisyah Arsyad (Kalimantan Selatan)
Jawa Barat
12
1981
Banda Aceh
H. Muamar ZA (Jakarta)
Sarini Abdullah (Jakarta)
Aceh
13
1983
Padang
Ramli Ahmad (Lampung)
Siti Aminah HN Ismail (Jawa Barat)
Jakarta
14
1985
Pontianak
Drs. H. Nasir Cidung (NTB)
Fatmawati Kasim (Sulteng)
Jawa Timur
15
1988
Bandar Lampung
Syarifuddin M, BA (Sumatera Selatan)
Dahlia Achmad (Sulteng)
Lampung
16
1991
Yogyakarta
Muaraif Abbas, S.H. (Jakarta)
Fadilah Umar (Lampung)
Jawa Barat
17
1994
Pekanbaru
M. Syahabuddin (Sumatera Selatan)
Musniati Nur Aini AS (Riau)
Jawa Barat
18
1997
Jambi
Abdul Raud (Sumatera Selatan)
Wildayati (Sumatera Barat)
Jakarta

19
2000
Palu


Jawa Barat
20
2003
Palangkaraya


Jawa Barat
21
2006
Kendari


DKI Jakarta
22
2008
Banten


DKI Jakarta
23
2010
Bengkulu


Jawa Barat
24
2012
Ambon


DKI Jakarta
25
2014
Batam - Kepri



* Sumber: www.wikipedia.com